PJ Bupati Donggala Moh. Rifani Pakamundi secara resmi melaunching 4 Bus Trans Donggala dan beberapa di antaranyaa Oto Panjayo, Dan Mobil Pengangkut Sampah di halaman kantor Bupati Donggala pada kamis (12/12/2024).
Hadir pada launching tersebut Dirjen Angkutan Jalan Dirjen Perhubungan RI, Kadis Perhubungan Provinsi Sulteng, Drs. Sumarno S.E, Didampingi PJ Bupati serta Kadis Perhubungan Kabupaten Donggala, Ir. Hj Happy Noer.
Sementara itu PJ Bupati Donggala Moh. Rifani Pakamundi melalui sambutannya mengatakan, program Launching Bus Trans Donggala, "Oto Panjayo', dan mobil Sampah berkat kerjasama Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup.
"Dalam kegiatan ini Pemkab Donggala melalui Dinas Lingkungan Hidup juah me-launching Mobil Sampah sebagai kepedulian kebersihan di Kota Donggala yang sama kita cintai," kata PJ Bupati.
Angkutan Umum Bus dan Feeder ini jelas PJ Bupati Rifani hadir berdasarkan Undang - Undang nomor 22 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Lalu lintas dan Angkutan jalan, dimana Pasal 139 menyebutkan Pemerintah wajib menjamin ketersediaan angkutan Umum.
Kemudian pada Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2021 menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan daerah pada trayek / lintasan tertentu dapat memberikan subsidi ke daerah.
"Penyediaan Bus dan Feeder dengan skema Buy The Service ini dihadirkan dengan jumlah 4 Bus dan 4 Feeder dengan Tekad Pemkab Donggala dapat menjadikan layanan Angkutan umum yang aman, nyaman dan murah dengan pengertian dapat terjangkau oleh masyarakat," sebutnya.
Selain itu juga kehadiran Bus dan Feeder ini membawa misi pelestarian Hewan Endemik yang perlu dilindungi yakni Monyet Tarsius den Penyu hijau. Kedua hewan ini perlu dilestarikan dan di jaga tempat habitatnya.
Tarsius adalah hewan dilindungi karena beberapa alasan penting, baik dari sisi ekologi, budaya, maupun hukum. Dimana adalah salah satu primata terkecil di dunia dan spesies endemik yang hanya ditemukan di beberapa wilayah, seperti Sulawesi, Filipina, dan beberapa bagian Asia Tenggara.
Tarsius termasuk dalam daftar spesies yang dilindungi oleh hukum internasional (CITES). Hidup Tarsius sangat bergantung pada habitat hutan alami. Deforestasi, pembukaan lahan, dan polusi dapat langsung mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.
Hewan endemik itu dapat ditemukan dibeberapa kecamatan yang memiliki hutan primer dan sekunder yang masih terjaga, karena hidup Tarsius sangat bergantung pada habitat hutan.
Berikut beberapa kecamatan di Donggala yang dikenal sebagai habitat asli Tarsius diantaranya: Kecamatan Banawa, Sindue, Balaesang, Balaesang Tanjung, Sojol dan Pinembani.
Selain itu Penyu hijau (Chelonia mydas) adalah spesies penyu yang terancam punah dan memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Di Kabupaten Donggala, Sulteng, Penyu Hijau menjadi salah satu kekayaan hayati yang perlu dijaga karena berbagai alasan berikut:
1. Peran Ekologis
2. Keanekaragaman
3. Daya Tarik Wisata
4. Budaya
5. Mencegah Kepunahan
Lebih jauh PJ Bupati menjelaskan menjaga penyu hijau bukan hanya tanggung jawab lingkungan, tetapi juga investasi bagi masyarakat Donggala dan generasi berikutnya dimasa depan.
"Saya berharap dengan adanya Bus Transportasi ini sebagai pergerak penduduk dari Donggala ke Kota Palu dan kembali ke Donggala serta didalam Kota sendiri dapat bergerak dengan lancar," cetusnya.
Dirinya juga berharap dengan hadirnya bus trans Donggala Diharapkan dapat meningkatkan Ekonomi masyarakat.seperti UMKM Pariwisata dan nilai investasi serta menjaga inflasi.
"Semoga Transportasi Bus Trans Donggala dapat memberikan manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat khususnya masyarakat Donggala," pungkasnya.
Sementara itu, hadir pada kesempatan tersebut, Gubernur Sulteng yang diwakili Kadis Perhubungan Provinsi, Ketua DPRD Donggala, Moh. Taufik, bersama wakil Ketua 1 dan 2, Wali Kota Palu, PJ Bupati Buol, Kepala Balai Transportasi Darat Sulteng, dan Kepala Syahbandaran Operasi (KSOP) Pelabuhan Teluk Palu.(Red)